Duduknya bertelut di kaki sejadah,
kelompangan jiwanya makin terasa;
Di manakah letak duduknya dirinya
dalam saujana kurnian-Nya?
Omelan hati kecilnya
menggoncang tiang fikirannya,
mengacah pendiriannya,
mengganggu gugah resolusinya;
Begitu lemah diri insan sahaya
Ratapnya atas kehinaan dirinya;
Jauh rasanya dari rahmat Tuhan;
Kecelaruan antara nafsu dan rasional
semakin mengusut di sudut hati
Lepaskanlah aku dari belenggu ini;
Aku ingin kembali ke pangkuan-Mu,
berdamping dengan-Mu,
membelai kasih-Mu,
mengucup rahmat-Mu,
memeluk redha-Mu,
menatap cahaya-Mu,
sesungguhnya
aku hanyalah hamba-Mu yang kerdil dan lemah.
note: this is a Malay puisi, and is religiously-themed. Only my second Malay poem with a religious theme. I have yet to write English ones in this genre.
kelompangan jiwanya makin terasa;
Di manakah letak duduknya dirinya
dalam saujana kurnian-Nya?
Omelan hati kecilnya
menggoncang tiang fikirannya,
mengacah pendiriannya,
mengganggu gugah resolusinya;
Begitu lemah diri insan sahaya
Ratapnya atas kehinaan dirinya;
Jauh rasanya dari rahmat Tuhan;
Kecelaruan antara nafsu dan rasional
semakin mengusut di sudut hati
Lepaskanlah aku dari belenggu ini;
Aku ingin kembali ke pangkuan-Mu,
berdamping dengan-Mu,
membelai kasih-Mu,
mengucup rahmat-Mu,
memeluk redha-Mu,
menatap cahaya-Mu,
sesungguhnya
aku hanyalah hamba-Mu yang kerdil dan lemah.
note: this is a Malay puisi, and is religiously-themed. Only my second Malay poem with a religious theme. I have yet to write English ones in this genre.
Comments